Sabtu, 01 Oktober 2011

Anak

Anakmu bukanlah milikmu
mereka adalah putra - putri Sang Hidup
yang rindu pada diri sendiri
lewat engkau mereka lahir ...
namun ... tidak dari engkau
mereka ada padamu
tetapi bukanlah hakmu
sebab pada mereka ada alam pikiran sendiri
patut engkau berikan rumah untuk raganya
tetapi ... bukanlah untuk jiwanya
engkau boleh berusaha menyamai mereka
namun jangan membuat mereka menyamaimu
(Khalil Gibran)

Siapa yang pertama?

Diambil dari http://bidukkecilku.wordpress.com

Ya, siapa yang pertama?
SAYA!
Saya adalah anak pertama di keluarga saya,
Tapi siapakah anak pertama di keluarga avicenna? Jika menurut catatan pada akte kelahiran Rayhan lah anak pertama kami, dia lah yang pertama kali lahir dari perut saya (catat!PERUT! karena Rayhan lahir secara Sectio). Tapi ternyata dalam kisah perjalanan cinta di rumah tangga kami Rayhan adalah anak kedua yang hadir di rahim saya.

Tepat setelah saya melaksanakan sidang skripsi sarjana saya, saya baru menyadari bahwa ternyata Allah SWT telah menitipkan benih cinta kami di dalam rahim saya. Tetapi saya yang kala itu masih sedikit belajar, masih so' so'an belaga jago untuk naik  turun bus Depok - Bandung - Kuningan, demi menyelesaikan kisah S1 di Universitas tercinta, dia pun tak pernah lahir dan berkembang. Saya keguguran.

Si Janin hanya mampu bertahan hingga minggu ke-11. Sebenarnya sejak minggu ke-8 saya sudah merasa curiga mengapa tidak ada denyut jantung janin (djj) dan panjang janin tidak berkembang.Kami tetap menunggu hingga usia ke-14 saya harus merasakan meja operasi mengambil si janin keluar dari rahim saya. Setelah sebelumnya terjadi hal heboh di rumah sakit bersalin, di mana cucuran darah dari rahim saya menetes di sepanjang ruangan rumah sakit tersebut. Maaf ya untuk para pasien yang saat itu hadir.

Sebelum memutuskan untuk mengakhiri kehamilan saya, kami berupaya mencari second opinion ke rumah sakit dan dokter lain, dan kenyataannya keputusan yang sama harus kami lakukan. Karena jika tidak, ini akan membahayakan nyawa saya juga. Karena janian tidak berkembang, berarti saya membawa sel mati dalam rahim, sehingga harus segera dikeluarkan. Blightid Ovum, istilah untuk kehamilan yang tidak berkembang terjadi pada janin dalam rahim saya.

Berita baik dari blightid ovum  ini, bahwa kejadian ini biasanya hanya terjadi sekali, dan insya Allah tidak akan terjadi pada kehamilan berikutnya, dengan catatan tentunya.

Masih teringat dalam pandangan mata saya, suami tercinta begitu bahagianya di usia pernikahan kami yang baru sebulan, kami berdua mendapati garis merah dua di testpack ...

Sesaat sebelum dikeluarkan si janin, saya masih berharap dia bisa berkembang dan berdetak jantungnya ...
Tapi Allah berkehendak lain, sungguh kala itu adalahh ujian cinta kami, peneguh rasa sayang kami ...
saya melihat suami tercinta membesarkan hati kala saya sadar setelah operasi
 "Anak kita mas ..."
Bagaimana suami tercinta merawat saya dan menggantikan tugas rumah selama masa recovery.

Hari itu begitu sangat menyakitkan dan hari tersedih dalam hidup kami.
Tapi hari itu awal cerita akan hadirnya putra tercinta kami Rayhan ...

Terima kasih Allah ...
Alhamdulillahirobbil Alamin, atas segala ujian yang membuat kami mensyukuri arti kehadiran setelah kehilangan ...

(3 bulan setelah operasi kuret, saya memutuskan mengambil sel janin, dan menguburnya di dekat rumah di kuningan, kami yakin ia pernah hidup meski tiada)