Sabtu, 17 November 2012

Skul cool


Sejak abi dinyatakan harus berangkat training ke Jepang selama enam bulan, saya dan rayhan pun harus di deportasi ke Kuningan. Pasti pada nanya ngapain juga pake pulang kampung segala, selain ceuk bahasa sunda na mah 'borangan' , apa pula itu, suami tercinta pun 'keeungeun' meninggalkan saya berdua rayhan saja di rumah baru. Saya juga punya niat khusus pulang kampung agar rayhan punya banyak teman di kampuang umminya, juga bisa ikut sekolah- sekolahan. 

Alhamdulillah meski tingal katanya di kampung. Di desa saya di kadugede kuningan ada playgroup dan PAUD, kualitas fasilitas mungkin jauh dari fasilitas sekolah - sekolah di kota besar tapi dari pola pendidikannya tidak kalah jauh, bahkan bagi rayhan terkesan homey, karena memang tempatnya di rumah dan mushola.


Hari pertama sekolah rayhan masih malu - malu dan sering kali rewel dan merengek pada saya. Tetapi dua minggu kemudian rayhan sudah berbaur dengan teman - temannya bahkan ia termasuk anak yang supel dan manja pada gurunya, rayhan sudah mau baris dan mengikuti aktivitas kelas.


sampai saat ini saya masih ikut rayhan di kelas menunggui, yaaah hitung2 belajar bagaimana menjadi guru ...
soal biaya, jangan bandingkan dengan biaya playgroup di kota-kota besar, di sini rayhan hanya mendaftar lima belas ribu rupiah saja, sudah termasuk majalah mewarnai, seratus ribu untuk dua pasang seragam harian dan olahraga, setiap kedatangan membayar seribu rupiah, muraaaaah ya. Enaknya hidup di kampung ...


So far, saya suka dengan sekolahnya rayhan ...setelah sekolah perkembangan psikososial dan motoriknya jauh berkembang, dari rayhan yang tadinya suka galak sama teman sebaya sekarang mau berbagi, dari rayhan yang tadinya tidak mau main permainan yang menantang sekarang jauh lebih berani, rayhan juga sopan pada siapapun, dia selalu menyodorkan telapak tangan untuk bersalaman ...Alhamdulillah, selain itu rayhan mulai mampu berbicara dan mengikuti ucapan - ucapan, semoga kemampan wicaranyapun  semakin berkembang ....
Rabbi hablii min ash-shalihiin ...

رَبَّنَا هَبْ لَنَا مِنْ أَزْوَاجِنَا وَذُرِّيَّاتِنَا قُرَّةَ أَعْيُنٍ وَاجْعَلْنَا لِلْمُتَّقِينَ إِمَامًا
Ya Tuhan kami, anugerahkanlah kepada kami istri-istri kami dan keturunan kami sebagai penyenang hati (kami), dan jadikanlah kami imam bagi orang-orang yang bertakwa.
(Al-Furqan: 74)

New Home

 Penampakan rumah kami di Tanah Baru - Depok

Alhamdulillahi robbil Alamin, setelah menunggu berbulan – bulan, akhirnya rumah Avicenna, yang bukan sekedar blog bisa terlihat wujudnya, dan secara resmi kami tidak lagi disebut kontraktor. Tetapi meskipun katanya hidup menjadi kontraktor itu begitu berat, rumah kontrakan kami di margonda begitu memberikan kenangan yang dalam (cieeeeeeeeeeeeeh).

Kenangan apakah itu??? 

Kenangan pertama adalah di rumah yang saya sebut rumah hijau karena bercat hijau inilah kami menyemai cinta membangun rumah tangga dari tangga ke nol, bagaimana kami setelah beberapa hari menikah langsung berpisah jauh dari kedua orang tua, dengan tak punya kasur dan kompor pun, hingga yang tadinya ke mana – mana harus jalan kaki dan naik angkot juga kadang bis kota, mengandalkan bajaj dan KRL, bisa boncengan bertiga. Alhamdulillah. 

Kenangan, karena  meninggalkan jejak – jejak cinta. Tetangga adalah saudara terdekat, dan setelah empat tahun mereka benar – benar seperti saudara. Ibu dan Bapak kontrakan yang sudah seperti orang tua bagi kami, kadang saat saya ga masak ibu selalu tiba-tiba ada di belakang pintu dapur membawakan semangkok sayur sop atau sayur asem betawi, saat saya terbaring sakit ibu juga ngomelin saya “kalo sakit tuh bilang – bilang jangan diem aja” dengan gaya cerewet betawinya yang khas, sambil terus kasih obat dan ngerokin badan saya yang masuk angin. Ibu dan Bapak seringkali mengajak rayhan main dan mengendongnya sehingga kerinduan rayhan pada nenek-kakek dan eyangnya terobati, kami memanggilnya nenek-kakek depok.

Setiap kali ke warung lukman ke warung mpo ida rayhan selalu di sapa ramah, jajan ke baso idaman  bahkan beli mainan di mang agus depan sekolah selalu dapet potongan harga. aaaaah, saya begitu rindu, atau mungkin saya begitu berat dan melankolis beradaptasi dengan lingkungan baru.

Aaaaah, saat akhirnya meninggalkan rumah itu pun saya tak kuasa meneteskan air mata
Tapi ini adalah hidup, jatuh cinta pun pengennya orang lain terasa ngontrak di bumi. (naooooooooon)

Masa dari ribuan hektar tanah di bumi ini kami ngontrak terus ya,,,
Saya pun teringat dengan hadis yang menyebutkan ada 3 unsur fisik yang membentuk keluarga sakinah: pertama adalah rumah yang luas, kedua tetangga yang baik, lalu terakhir kendaraan yang nyaman.

Insya Allah semoga Allah selalu memberkahi rumah kami dan lingkungan di mana kami tinggal, tempat kami tumbuh tua dan tumbuh kembang anak – anak kami. Aamin yra.
Yaaah, tetapi berhubung abinya rayhan ditugaskan ke Jepang, kami sekeluarga belum remi menempati rumah, hanya barang – barang saja yang baru menempati. Walau masih dikejar-kejar cicilan selama limabelas tahun (kekepindompet), rasanya lega tidak menempati rumah berstatus kontrakan, semoga Allah memberikan kami kekuatan untuk melunasi KPR dan memberkahi selalu keluarga kami.