Sabtu, 12 November 2011

Lagi Rajin Baca

Dulu (Dulu sekaliiiiii) saya sering membaca buku, kecuali buku kuliah ^____^, satu buku apalagi novel bisa saya baca dalam satu malam. Sekarang? Jangankan buku literatur tebal, novel saja saya tamatkan dalam delapan bulan (lama yak), lebih suka mainin dan baca anak orang (eh?anak saya loh)
Ini nih beberapa buku baru (baru saya baca) dan kembali saya baca ulang.

1. Cerdas Mengelola Keuangan Keluarga


Ini sebenernya layaknya daftar pustaka saya kalo lagi awal bulan, dan akhir bulan, buku ini jadi bahan evaluasi penyesalan saya. Isinya bagus, memahamkan kita tentang apa itu harta dan kekayaan, bagaimana islam memandang harta, bagaimana perempuan dan istri memelihara kekayaan suami dan membantu keuangan keluarga, hingga contoh aplikasi pengaturan keuangan keluarga. Cocok untuk keluarga baru yang baru belajar mengurus keuangan seperti saya. Dulu saya beli waktu masih 'hot from the oven' mau jadi penganten baru, belinya di pameran buku sama teh mela, harganya juga murah meriah lima belas rebuan. Cucok kan? (sama kantong saya yang waktu itu masih jadi mahasiswi)
2.  Energi Cinta untuk Keluarga


Katanya orang-orang sih cinta dalam pasangan suami istri hanya bertahan 3 tahun, selebihnya kasih sayang. Ya, saya merasakan pudarnya cinta. Alhamdulillah masih cinta sama suami. Yang saya maksud pudar adalah sisi kehangatan yang seperti tergerus waktu dan kesibukan  masing-masing terutama setelah fokus lebih banyak beralih ke sang pangeran Rayhan. Buku ini menjadi batere booster energy. Judulnya aja ada kata 'energi'. Kata-katanya sederhana, karena contoh pengaplikasiannya diambil dari pengalaman pengarangnya. Oh, ya pengarangnya kakak kelas saya waktu SMA (kakak kelas angkatan jauh, pamer :p) yaitu Ustadz Adi Junjunan Mustafa. Buku ini menceritakan bagaimana kita membangun energi cinta, kehangatan dengan pasangan kita, dan anak-anak kita, hingga bagaimana kita menyikapi berbagai konflik dalam keluarga. Kerenlah!
3. Ranah 3 Warna


Kalo yang ini buku sequelnya Negeri 5 Menara. N5M sendiri akan difilmkan, dan launching pada awal 2012. Kalo buku pertamanya sih beli pas rayhan masih in the womb. Dan kayanya sudah diberikan pada si Adik Misbach. Jadi weh, cepet banget bacanya, cuma 2 malem kok. Nah, kalo yang yang ini, saya harus menunggu 8 bulan, kalo bayi udah brojol kayanya, tiap kali mau baca satu lembar pasti tertunda. dan ternyata kalo diniatin, hanya 3 malam ternyata.Hahaha. Ini merupakan lanjutan dari kisah Alif yang berjuang masuk UMPTN, dengan diiringi cemoohan teman-temannya yang tidak yakin ia akan berhasil masuk PTN karena pelajaran yang diikutinya semasa di pondok madani tidak mungkin bisa mencapai soal-soal UMPTN.Ternyata Alif mampu, dengan membuktikan mantranya Man Shabara Zhafira, Siapa yang Sabar dia akan beruntung. Alif mampu melewati rintangan-rintangan hidup selama menyelesaikan kuliah dan mewujudkan cita-cita pergi ke luar negeri ke Kanada. Di sisipi kisah cinta yang dipendam dan akhirnya lambat diungkapkan berakhir ceria dengan hasil yang memuaskan dan membahagiakan bagi Alif dan keluarganya, atas keberhasilan Alif menyelesaikan kuliah. Novel ini memotivasi saya, dan mengingatkan saya bagaimana semangat juang semasa kuliah.
4. Hafalan Shalat Delisa

Buku ini sukses bikin saya tersedu-sedu di malam hari, dan merinding mengingat kisah Tsunami Aceh 2004 silam. Kenapa ya dulu pas langsung mendengar kejadian tsunami saya justru tak semerinding ini, bahkan saat di kampus gembar gembor relawan. Buku ini menceritakan tradisi keluarga Delisa dalam memberikan apresiasi bagi anak-anak mereka yang kesemuanya perempuan dalam membaca hafalan shalat, siapa yang sudah berhasil menghafal bacaan shalat akan mendapat hadiah berupa kalung. kali ini Delisa, gadis cerdas berumur 6 tahun yang tinggal di Lhok Nga, Aceh, sedang melewati ujian menghafal bacaan shalatnya. Delisa begitu bersemangat menghafal bacaan shalatnya karena ingin segera memiliki kalung dengan liont D, D untuk Delisa. Diselingin intrik sesama saudara dalam keluarga, kepolosan dan kasih sayang keluarga, cerita ini menjadi begitu sederhana. Sayang saat Delisa hendak selesai diuji bacaan shalat oleh Ibu Guru Nur, Gempa dan Tsunami menghantam Aceh di hari minggu yang cerah. 3 saudara dan Ummi Delisa meninggal di hempas tsunami. Namun Delisa yang berhasil selamat setelah berminggu- minggu tak ditemukan, justru hidup dalam keadaan mengenaskan, kakinya terpaksa harus diamputasi. Delisa tampak tabah dan selalu ceria, ia tak pernah menyesali ketiadaan kakinya, Ia hanya menyesali kebohongannya pada Ummi dan keterlambatannya meminta maaf pada Umminya. Delisa yang akhirnya hanya tinggal dengan Abinya, berjuang membangun hidup kembali dan berusaha mengumpulkan kepingan hafalan shalatnya. Delisa yang ceria dan polos, begitu bersih hatinya, sehingga menjadi sumber inspirasi seorang tentara Amerika untuk menjadi mualaf. Setelah kejadian tsunami itu, ia menjadi begitu sulit menghafal bacaan shalat, berkat bantuan dari seorang relawan Bang Ubai, ia memperoleh kata kuncinya, IKHLAS, jangan berharap karena sesuatu jika melakukan suatu pekerjaan.Hingga akhirnya Delisa berhasil menyelesaikan hafalan bacaan shalatnya dan khusu menyempurnakan shalatnya. Dulu beliin buku ini, sebagai hadiah buat sang suami tercinta, bermaksud agar dibaca, eh ga dibaca-baca, yah, tak baca aja sendiri yak. Buku ini juga dalam proses difilmkan dan akan launching pada Desember 2011 dalam rangka memperingati  tsunami Aceh.
5. Kumpulan Kisah Inspiratif 2 Kick Andy


Ini adalah buku berisi kumpulan wawancara kick andy dengan beberapa narasumber. Bukunya inspiratif, ada banyak tokoh yang mengispirasi dari mulai  Sugeng si pembuat kaki palsu yang ingin membantu banyak orang hingga tokoh reformasi Timtim.

6. Anak Sempurna atau Anak Bahagia?


Buku ini pernah saya baca sebelumnya saat masih jadi ayu ting ting (lho) di kampus, hanya saya baca sekilas sebagai literatur tugas kuliah dan saat menyusun tema islamic sunday di Karisma. Tetapi saat saya baca setelah memiliki rayhan, buku ini menjadi tamparan keras dan evaluasi bagi saya. Buku psikologi parenting ini berisi do and don't dalam mendidik anak kita menjadi sesuai dengan apa yang kita inginkan atau sesuai dengan yang ia butuhkan. Anak menjadi sempurna seperti apa yang kita harapkan tetapi tertekan atau anak menjadi sempurna dengan bahagia. belum selesai baca nih. Lanjooooot! 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar