“Kalian”, kata Rasulullah “Tak mungkin mampu mencukupi kebutuhan semua
orang dengan hartamu. Oleh karena itu, cukupilah mereka dengan wajahmu dengan
gembira dan watak yang manis” [HR. Al
Hakim]
Waktu berdentang panjang, tanda waktu tak lagi malam. Di sana seorang istri
menunggu dengan senyum terindah, hidangan terbaik, pakaian terwangi. Suamipun
hadir di peraduan tidak lagi senja, tapi malam yang kian larut, melarutkan
sekian juta orang untuk tak lagi berjalan di ujung jalan.
”Aku lelah sayang ingin istirahat”
Kata ini begitu sederhana, tapi memiliki makna panjang bagi seseorang
disudut ruang
Istrimu, bukan ingin sekedar melihatmu. Tapi juga ingin melihat senyummu, walau sekedar sapaan. Lebih dari itu,
kadang tuntutan untuk sekedar didengarkan, berdiskusi tentang hari yang dilalui
masing – masing, menjadi kesekian deret baris tak penting. Yang penting adalah
seberapa besar harta yang bisa dipersembahkan.
Bukan, bukan itu. Bukan materi yang menjadi
tolak ukur.
Lama, jika semakin lama. Seorang suami mebiarkan istrinya terdiam, tak lagi
banyak bicara dan keluar kata dari mulutnya ketelingamu. Maka akan kau dapatkan
dia membuka hijab lebar, jarak pemisah dari setiap kisah. Hijab yang lebih
panjang sebelum kamu menikahinya. Maka dia akan semakin besar membuat benteng
pemisah, sehingga semakin merasa tidak aman ketika berada di sisi seorang
kekasih.
Dia menjadi merasa aman justru ketika bersms ria dengan temannya, dia
justru bisa tertawa ketika bisa menerima telpon dari sahabat lamanya. Sementara
smsmu berisi kata2 hambar, sekedar izin keterlambatan, bahkan untuk sekedar
menerima telpon keluhan pun jadi tak begitu penting ketimbang menghadapi ribuan
masalah di kantor.
Memang, banyak sekali hal tak penting yak ingin dibicarakan dan didengar
oleh seorng istri pada suaminya, pun sebaliknya. Namun hal tak penting ini
sangat penting bagi tumbuhnya rasa cinta, kenyamanan, bahkan kepercayaan yang
mungkin menjadi penghalang tumbuhnya pengkhianatan....
Komunikasi yang terbangun, bukan komunikasi cinta. Melainkan hanya sekedar
pemenuh kebutuhan semata.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar